UTS SIG (Menyimpulkan Webinar)
Nama : Putra Aji Mulia
NIM : 18.01.013.099
Kelas : TI C 2018
Nama dosen : Nawassyarif. S. Kom., M. Pd
Kampus : Universitas Teknologi Sumbawa
Menyimpulkan WEBBINAR
Video 1. Ragam Aplikasi SPBE Berbasis Spasial
Knowledge in GIS
Gis tersusun dari 4 sumber utama yaitu
1. 1. Computer Science
Dimana dalam komputer ini terdapat Grapic,Visualization, database, security, statistic, simulation, Ai dan masih banyak lagi yang menyusun tampilan gis
2. 2. Geography
Pada geografi ini lebih mengatur pada lokasi asli yang ada, seperti pengambaran tanah datar ataupun pegunungan. Dalam geography ini terdapat geodesi, cartografi, photogeometri dan remote sensing
3. 3. Application Area
Pada aplikasi area ini lebih kepada pengaplikasian, dimana dalam application area terdapat public administration, planning, forestry, transportation, marketing, environment, dan masih banyak lagi.
4. 4. Enginering and tercnologhy
Pada point ini lebih ke pembuat atau alat yang digunakan. Dimana pada hal ini dibutuhkan survey tech, satellite, drone, hardware dan masih banyak lagi
GIS layers
Pada GIS terdapat layer atau lapisan yang merupakan komponen penyusun yang dapat berupa Base map (google, bing, OSM, dsb) Data Raster, Data Vector (Point, Line dan Polygon) serta data vector yang di raster-kan untuk visualisasi. Sumber data penyusun GIS ini yaitu Street data (data jalanan yang ada), Building Data (Data bangunan yang ada ), Vegetation data (data tumbuhan yang ada ), serta Integrated data (data yang terintegrasi).
Data Source
Sumber data yang dipakai dalam pembuatan suatu peta ataupun GIS itu berasal dari beberapa sumber sebagai berikut,
- 1. Direct (primary) Data Capture
Data ini adalah data yang diambil berdasarkan hasil tangkapan kamera, contohnya seperti data gambar suatu lokasi yang diambil menggunakan pesawat, satellite, GPS tracking dan juga total station survey.
- 2. Incprporaton of exiting digital data
Untuk jenis data ini biasa tersumpan pada Corpoate database ataupun digital maps yang tentunya data matang yang sudah siap pakai namun disimpan pada suatu database.
- 3. Indirect (Secondary) data capture
Data ini berupa data hardcopy atau data yang tersimpan dalam bentuk yang nyata seperti Paper Maps baik hasil dari scanning ataupun digitizing suatu lokasi.
Aplikasi GIS
Aplikasi GIS ini diperlukan jika;
- 1. Data special bersifat dinamis yang artinya dapat berubah, berpindah maupun bertambah
- 2. Data spasial statis tapi tabularnya dinamis dan terhubung dengan tampilan spasialnya, contohnya peta penderita covid per kelurahan yang bisa di tandai dengan warna
- 3. Kebutuhan untuk ditampilkan ke public dan terhubung dengan data dalam suatu sistem informasi.
GIS in DIKW
GIS dalam DIKW atau Data Information Knowledge dan wisdom. Pada penjelasan kasus ini kita ambil contoh lampu lalulintas. Dimana Raw Data merupakan Lokasi lampu statistic kendaraan, Information merupakan pemodelan kondisi lalulintas jam per jam, knowledge merupakan saat pergi antrian kearah utara lebih panjang, saat sore sebaliknya dan yang terakhir yaitu wisdom merupakan pengaturan timer dan arus lampu lalulintas.
TATI Gomap
Tati gomap ini bertujuan untuk membuat dan menyebarkan atau share peta thematic kewilayahan dengan mudah yang dapat diakses melalui http://gomap.id
Ada beberapa langkah yang perlu disiapkan dalam TATI Gomap
1. 1. Siapkan data
Dalam menyiapkan data ini terdapat 3 opsi yang berbeda yaitu;
- Digitasi Online + Attribute
- Import data peta yang dimiliki
- Masukkan data jumlah perkecamatan
2. 2. Setting Layer
Dalam mengatur layer ini dilakukan dengan cara ambil semua atau sebagian data terkait (query) dan atur atau setting tampilan yang diinginkan.
3. 3. Dapatkan Peta
Peta yang sudah dibuat dengan data dan kebutuhan itu dapat diakses atau dilihat pada alamat : gomap.id/daerah/namapeta (contoh : gomap.id/sumbawa/gedungserbagunaalas). Selain itu, dilengkapi juga fitur Visible, kalkulasi jarak, Analisa buffer interaktif, export ke file gambar, analisa heatmap dan info pop up + foto
Pemateri 1. Dr.Miftahul Huda, M.Si
Tema : Pemanfaatan jasa dan sumber daya kelautan
Materi :
1. Pengembangan usahan garam rakyat ( PUGAR)
Pengembangan usaha garam rakyat harus melihat peluang, pendukung dan target melalui proses pra produksi, produksi, paska produksi dan pengolahan hingga pemasaran. Dengan sasaran untuk pemanfaatan jasa kelautan berbasis kawasan desa dan lokasi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir dan perbaikan lingkungan.
Kegiatan peningkatan produktifitas lahan garam, kualitas, dan kontinulitas pasokan garam berbasis kelembagaan usaha garam rakyat. Dilakukan melalui 2 pendekatan yaitu SDM atau kelembagaan dan fisik.
Integrasi pergaraman adalah penyatuan tempat dan proses produksi garam dalam kesatuan hamparan yang utuh dengan batas minimal seluas 15 ha. Perbandingan model produksi antara garam rakyat dan garam import. Garam rakyat dikelola perorangan dengan pendekatan melalui tenaga manusia. Sedangkan, garam import dikelola terintergrasi dengan pendekatan melalui mekanisasi.
2. Banguan dan instalasi laut
Bangunan dan instalasi laut yaitu setiap konstruksi baik yang berada diatas atau dibawah permukaan laut yang menempel pada daratan maupun yang tidak antara lain, konstruksi reklamasi, prasarana pariwisata kelautan dan prasarana perhubungan sesuai dalam pasal 32 ayat 1 UUN No.32/2014.
Kriteria wujud fisik:
a. Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi
b. Memiliki fungsi tertentu
c. Menempel atau tidak pada daratan
d. Berada di atas atau bawah permukaan air
Jenis pengunaan dan instalasi (menurut fungsi )
a. Hunian, keagamaan, dan sosial budaya
b. Perikanan
c. Wisata bahari
d. Perhubungan
e. Telekomunikasi dan listrik
f. Pengamanan pantai
g. Kegiatan usaha minyak dan gas
h. Kegiatan usaha pertambangan dan mineral
i. Khusus
Yang wajib diperhatikan pada pendirian dan penempatan;
a. Kesesuaian lokasi
b. Perlindungan dan pelerstarian sumbardaya kelautan
c. c. Kemanan bencana laut
d. e. Keselamatan pelayaran dan pelindungan lingkungan
e. F. Perlindungan masyarakat
f. G. Wilayah pertahanan negara
Mekanisme Pendirian dan penempatan penggunaan dan instalasi laut
a. Dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Wajib mengacu peta laut Indonesia
c. Ditetapkan zona keamanan dan keselamatan di sekeliling bangunan dan instalasi laut
d. Penetapan zona keamanan dan keselamatan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pelayaran untuk menjamin keselamatan pelayaran dan keselamatan bangunan dan instalasi dilaut.
3. Reklamasi
Menurut UU No 1 thn 2007, dimana reklamasi berfungsi untuk meningkatkan fungsi lahan dari abrasi menjadi reklamasi yang bisa dikelolah serta dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Penentuan lokasi reklamasi
a. Lokasi reklamasi: harus sesuai Recana Zonasi
b. Lokasi sumber material reklamsi : harus sesuai Rencana Zonasi dan wajib mempertimbangkan aspek teknis, aspek lingkungan hidup, dan aspek sosial ekonomi
Permasalahan ;
a. Laut semakin terbuka, pengunaan sumber daya laut semakin banyak
b. Konflik pemanfaatan ruang dan sumber daya semakin meningkat
c. Pencemaran dan degradasi ekosistem pesisir dan laut : sampah plastic dll.
d. Sumber daya pesisir dan laut semakin berkurang
e. Kesejahteraan masyarakat (sebagian besar masih dibawah standar)
4. Wisata Bahari dan BMKT
Memanfaatkan jasa lingkungan sebagai wisata yang memiliki 5 fungsi;
a. Memperbaiki ekosistem pesisir
b. Memberdayakan pemikirian masyarakat
c. Meningkatkan ekonomi
d. Memperbaiki prilaku masyarakat
e. Mempertahankan tradisi
Pemateri 2: Bayu Prayuda S.Si, M.SI
Tema : Sitem informasi geografi untuk kajian kelautan
Sistem informasi geografis
Definisi SIG : Adalah Sistem berbasis komputer yang mampu menangani data bereferensi geografi mulai dari proses input, pengelolaan, manipulasi, analisis, serta penyajian data.
A. SIG berpotensi mampu menjawab kebutuhan data dan informasi kelautan di Indonesia, karena beberapa/sebagian besar fenomena kelautan memiliki keterkaitan secara ruang dan waktu.
B. Kemampuan SIG untuk mengintegrasikan dan menganalisis berbagai jenis data, mendukung kajian kelautan yang multi-disiplin/interdisiplin. Kajian tersebut melibatkan, kolaborasi antara kopetensi keahlian, sehingga sangat memungkinkan untuk menghasilkan informasi baru untuk menjawab berbagai isu dan fenomena yang berbasis keruangan.
C. Perkembangan SIG melalui perngkat aplikasinya yang semakin beragam dan menyediakan banyak pilihan menawarkan kemudahan dan melakuakn kajian berbasis keruangan secara lebih efektif dan efisien.
Aplikasi SIG ada 4 M yaitu;
1. a. Mapping
2. b. Measurement
3. c. Monitoring
4. d. Modelling
Pemetaan
Teknik yang umum digunakan;
- Digitasi
- Interpolasi
- Klarifikasi/klaster
- Pemodelan
- Jarak
- Arah/sudut
- Perimeter
- Luas
- Volume
- Kemiringan lereng
Open source
QGIS
-Aplikasi tak berbayar dan offline
- plugin cukup banyak dan selalu berkembang
- mendukung berbagai format data
- relative mudah digunakan (UI-based)
- Cross-platform (windows, linux, ios )
Video 3. Pengolaan Sumber Daya Air Berbasis Sistem Informasi Geografis
Pemateri 1 : Dr.Ir.Bambang S Budianto, M.Sc
Tema : Pemetaan Lahan kritid pada daerah aliran sungai berbasis Sistem Informasi Geografis
1. Lahan Kritis
Lahan Kritis adalah lahan yang berfungsi kurang baik sebagai media produksi, untuk menumbuhkan tanaman yang dibudidayakan atau yang tidak dibudidayakan.
Klasifikasi Lahan Kritis :
- Peta Tutupan Lahan
- Peta Kemiringan Lereng
- Peta Erosi
- Peta Manajemen
Himpunan Fuzzy
Himpunan Fuzzy adalah himpunan dimana keanggotaan dari tiap elemennya tidak mempunyai batas yang jelas. Ada beberapa hal yang bisa dijelaska mengenai Himpunan Fuzzy:
- Klasifikasi dengan himpunan tegas (crisp) seringkali memberikan hasil yang berbeda dengan kondisi dilapangan.
- Metode Fuzzt dengan Defuzzifikasi Center Of Gravity (COG) mampu mengatasi ketidak pastian dalam klasifikasi data lahan kritis yang disajikan dalam bentuk diskrit, dan hasil analisisnya menunjukan kesesuaian dengan kondisi nyata di lapangan
- FAHP merupakan metode pendekatan yang layak dalam mengilustrasikan permaslaahan air dantanah yang komplek dengan data yang terbatas
- Metode Fuzzy Sugeno memberikan keluaran berupa nilai tegas.
Dalam perhitungan nilai kekritisan lahan, pengelompokan lahan yang mempunyai karakteristik yang sama kdealam satu Hydroligic Response Unit (HRU) akan mempercepat proses perhitungan. Untuk lagan yang mempunyai nilai mendekati batas antar kelas kekritisan lahan, penerapan metode Fuzzy sugeno dapat memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan metode crisp, sehingga penyusunan priritas berdasarkan hasil klasifikasi fuzzy sugeno akan lebih baik dibandingkan dengan hasil klasifikasi menggunakan metode crisp.
Pembaruan data spasial menyangkut jenis tanah dan anajemen pengelolaan tanah perlu dilakukan dengan skala yang lebih memadai. Perlu dikembangkan lebih lanjut untuk klasifikasi Fuzzy dengan nilai tutupan lahan yang lebih bervariasi serta pengintegrasian proses secara terpadu.
Pemateri 2 :Roni Farfian
Tema : Pengelolaan Sumber Daya Air Berbasis Sistem Informasi Geografis
Pengelolaan SDA (Sumber Daya Air) adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan dari Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air dan pengendalian Daya Rusak Air.
Pengelolaan SDA Lebih fokus pada pengendalian Daya Rusak Air (PDRA) yang merupakan upaya untuk mencegah menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabakan oleh Daya Rusak Air. PDRA ini dilakukan secara menyeluruh yang mencakup Upaya Pencegahan, Penanggulangan dan pemulihan SDA itu sendiri.. PDRA diutamakan pada upaya pencegahan melalui perencanaan pengendalian Daya Rusak Air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan SDA, salah satu contoh Daya Rusak AIr yaitu Banjir.
Pola Pengelolaan Sumber Daya Rusak Air
Perencanaan secara menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air dan berfungsi sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai.
Kegiatan Pengendalian Banjir
Pada dasarnya kegiatan pengendalian banjir adalah suatu kegiatan meliputi aktifitas berikut ini;
- Mengenali Besarnya Debit Banjir (Analisis Hidrologi)
- Hujan Ekstrim (Volume Hujan dan intensitas Hujan)
- Parameter Basin (Luas, Slope, arah auran, Jaringan Sungai)
- Kondisi Lahan (jenis tanah)
- Mengurangi Tingi Elevansi Muka Air Banjir (Model Numerik Banjir)
- Identifikasi MAB dengan model banjir dan berpengaruh pasang surut laut
- Skenario penanganan banjir dengan model banjir 1D
- Mengisolasi Daerah Genangan Banjir (Model Numerik Banjir )
- Identifikasi genangan dengan model banjir 2D
- Reduksi genanfan dengan penanganan banjir
Teknis Pengendalian Banjir
Pengendalian banjir terbagi menjadi 2 model yaitu;
- Model Struktur
- Bangunan Pengendalian banjir seperti membuat bendungan/waduk, Kolam retensi/penampungan, pembuatan check dam (penangkap sedimen), bangunan pengurangan kemiringan sungai (groundstill & drop structure), retarding basinn dan pembuatan polder.
- Sistem perbaikan dan pengaturan sungai seperti River Improvement (Perbaikan/peningkatan sungai), Tanggul, sudetan, Floodway dan sustem dranasi khusus.
- Raster - Grid dengan ketentuan sepertu ukuran berupa Pixel, grid sel kemudian nilai unik 1 nilai pada satu lokasi sel dan satellite images, aerial photos.
- Vector: Bisa berupa titik (points), garis dan poligon dan multi informasi yang bisa diberikan oleh satu vector dalam format data attribut
Dengan itu maka pengelolaan SDA Berbasis GIS sudah menjadi keharusan dalam upaya mengoptimalkan kesejahteraan ekonomi dan sosial agar program pengelolaan SDA berkelanjuta. Ketersediaan data GIS dari pemerintah dengen One Mao One Policy dapat memberikan kemudahan dalam penanganan banjir secara terpadu serta model numerik banjir akan sangat presisi dengan bantuan data berbasisi GIS sebagai alat bantu dalam penanganan banjir terpadu, terutama dalam kaitannya dengan kalibrasi dan verifikasi model numerik.
0 komentar: